Bangunan Cagar Budaya sudah seharusnya dijaga dan di lestarikan oleh warga masyarakat sekitar, pemerhati Cagar Budaya serta pihak-pihak terkait.
Namun apa jadinya jika sebuah Bangunan Cagar budaya yang seharusnya dijaga dan dilestarikan justru diratakan dengan tanah demi kepentingan bisnis seperti yang terjadi pada Bangunan Cagar Budaya bekas rumah Bung Tomo.
![]() |
Rumah Bung Tomo sebelum dibongkar dan diratakan dengan tanah Foto via : Citizen6 |
Bangunan bersejarah bekas Rumah Bung Tomo adalah salah satu Bangunan Cagar Budaya yang ada di wilayah pemerintahan Kota Surabaya.
Rumah yang terletak di Jalan Mawar 10-12, yang sempat menjadi tempat Bung Tomo membakar semangat arek-arek Suroboyo itu kini telah rata dengan tanah. Yang membuat miris adalah, proses pembongkaran rumah peninggalan bersejarah tersebut lolos dari perhatian publik.
baca juga post: Bangunan Sejarah Lawang Sewu
Ada faktor-faktor yang membuat rumah peninggalan bersejarah tersebut bisa dibongkar dan lolos dari perhatian publik.
Demi Kepentingan Bisnis
Rumah yang diketahui telah di ditetapkan sebagai BCB berdasarkan SK Wali Kota 188.45/004/402.1.04/1998. Dalam prasasti BCB tertulis, rumah Pak Amin (1935) tempat studio pemancar Radio Barisan Pemberontakan Republik Indonesia (RBPRI) Bung Tomo.
Karena sebuah kepentingan bisnis, bangunan tersebut kini telah rata dengan tanah. Masyarakat, pemerhati Cagar Budaya serta pemerintah kecolongan hingga lahan seluas 15 x 30 meter itu dibeli oleh Plaza Jayanata dan dibongkar untuk dijadikan lahan parkiran.
Belum dimilikinya (SK) oleh pemilik bangunan dari pemerintah kota
Seperti dikutip dari suarasurabaya.net – Prof Dr Aminudin Kasdi, Anggota Tim Cagar Budaya Kota Surabaya mengatakan, sampai saat ini belum ada kebijakan dari Pemerintah Kota Surabaya untuk memberikan Surat Keputusan (SK) kepada pemilik Bangunan Cagar Budaya (BCB) di Surabaya.
![]() |
Kondisi bekas bangunan yang telah diratakan dengan tanah Foto via: suarasurabaya |
Karena itulah, seringkali pemilik BCB kesulitan mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan terhadap bangunan bersejarah yang seharusnya dilindungi itu.
Semoga dengan adanya kejadian pembongkaran Bangunan Cagar Budaya bekas rumah Bung Tomo, kedepannya masyarakat dan dinas-dinas terkait lebih peduli untuk menjaga dan merawat bangunan-bangunan bersejarah yang ada.
lama lama semua bangunan bersejarah hilang berganti dengan bangunan megah,seperti mall atau apartement.masa lalu sudah jadi tinggal kenangan bagi orang tua saja,sedangkan anak jaman sekarang sudah tidak peduli lagi dengan sejarah.bagi mereka hanya gadget dan gatget saja,,gaya hidup yang miris.belum waktunya dewasa tapi sudah di karbit kedewasaan mereka dengan gadget.bagi saya pribadi mungkin lebih menyenangkan dan lebih nyaman hidup dijaman dulu.terasa damaii,,walah komentnya saya jadi gak nyambung.hehe,,sukses ya mba alvi